Seorang pria di hukum mati karena gempuran pembakaran di studio anime Jepang yang tewaskan 36 orang

Seorang pria di hukum mati karena gempuran pembakaran di studio anime Jepang yang tewaskan 36 orang. Pengadilan Jepang jatuhkan hukuman mati ke seorang pria sesudah putuskan ia bersalah atas pembunuhan dan kejahatan yang lain di hari Kamis karena lakukan gempuran pembakaran dalam suatu studio anime di Kyoto yang tewaskan 36 orang.

Pengadilan Area Kyoto menjelaskan tersangka, Shinji Aoba, sanggup secara psikis hadapi hukuman atas kejahatannya dan umumkan hukuman mati sesudah istirahat dalam sesion dua sisi di hari Kamis.

Beberapa korban di yakinkan wafat karena keracunan karbon monoksida. Lebih dari 30 orang yang lain alami cedera bakar atau cedera kronis.

Hakim Keisuke Masuda menjelaskan Aoba ingin jadi seorang novelis tapi gagal hingga ia membalasnya sakit hati, menduga Kyoto Animation sudah mengambil novel yang ia kirimkan sebagai sisi dari kontes perusahaan, menurut tv nasional NHK.

NHK memberikan laporan jika Aoba, yang kehilangan tugas dan kesusahan keuangan sesudah berkali-kali ganti tugas, sudah berencana gempuran terpisahkan di stasiun kereta api di utara Tokyo satu bulan saat sebelum gempuran pembakaran di studio animasi itu.

Aoba berencana gempuran itu sesudah pelajari kasus pidana yang mengikutsertakan pembakaran di masa silam, kata pengadilan dalam keputusannya, dan menulis jika proses itu memperlihatkan jika Aoba sudah berencana kejahatan itu dan mempunyai kekuatan psikis.

“Gempuran langsung mengganti studio jadi neraka dan mengambil nyawa 36 orang yang bernilai. Mengakibatkan mereka menanggung derita kesakitan yang tidak terlukiskan. Kata hakim, menurut NHK. Sepanjang persidangan, Aoba menjelaskan ke keluarga korban jika ia menyesal. Tetapi ia tidak memperlihatkan penyesalan yang ikhlas atau hadapi kesengsaraan mereka seutuhnya. Dan cuma sedikit ada keinginan untuk diperbarui, kata keputusan itu.

Seorang pria di hukum mati karena gempuran pembakaran di studio anime Jepang yang tewaskan 36 orang

Seorang pria di hukum mati karena gempuran pembakaran di studio anime Jepang yang tewaskan 36 orang

Aoba, 45, alami cedera bakar kronis dan di rawat di dalam rumah sakit sepanjang 10 bulan. Saat sebelum di amankan pada Mei 2020 Ia datang di pengadilan dengan memakai bangku roda.

Advokat pembelanya memiliki pendapat jika ia kurang sehat secara psikis untuk diminta pertanggungjawaban pidana.

Sekitaran 70 orang tengah bekerja dalam studio di Kyoto selatan, ibukota kuno Jepang, di saat gempuran terjadi. Salah satunya korban selamat menjelaskan ia menyaksikan awan gelap naik dari bawah. Lantas terik panas tiba dan ia lompat dari jendela gedung dengan lantai tiga sekalian tersengal-sengal.

Perusahaan yang di bangun di tahun 1981 serta lebih di kenali sebagai KyoAni ini membuat seri anime mega-hit mengenai gadis-gadis sekolah menengah. Dan studio itu latih beberapa calon untuk membikin kerajinan itu.

Media Jepang memvisualisasikan Aoba dipandang seperti pembikin onar yang berkali-kali ganti tugas kontrak dan apartemen dan berkelahi dengan tetangga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *