Berita Hamas menanggapi proposal gencatan senjata . Hamas menanggapi proposal gencatan senjata tetapi menuduh Israel ‘mengulur-ulur waktu’
Hamas mengatakan pada hari Selasa bahwa tidak akan ada “pertukaran tahanan” sebelum gencatan senjata permanen dan penarikan penuh Israel dari Gaza. Karena mereka menanggapi usulan dari mediator Mesir dan Qatar.
“Keamanan dan keselamatan rakyat kami tidak akan tercapai kecuali melalui gencatan senjata permanen, berakhirnya agresi. Penarikan pasukan [Israel] dari setiap jengkal Gaza… dan masuknya bantuan kepada rakyat kami di Gaza adalah prioritas utama kami.” Pemimpin senior Hamas Osama Hamdan mengatakan pada konferensi pers di Beirut.
Tanggapan Hamas muncul ketika para perunding berlomba untuk mencapai kesepakatan yang akan menghentikan pertempuran dengan pembebasan sandera Israel yang di tahan di Gaza sebelum bulan suci Ramadhan. Apakah tenggat waktu itu dapat di penuhi masih belum pasti. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya mengesampingkan penghentian kampanye militer sebelum Hamas benar-benar hancur.
Hamdan pada hari Selasa juga menuduh Israel menunda-nunda dalam mencapai kesepakatan dan memperingatkan bahwa negosiasi tidak akan bersifat “terbuka” karena Israel terus melanjutkan serangannya di Gaza.
Berita Hamas menanggapi proposal gencatan senjata
“Kami telah menegaskan syarat-syarat kami untuk gencatan senjata: penarikan penuh dari sektor ini, kembalinya para pengungsi ke daerah yang mereka tinggalkan. Terutama di wilayah utara, dan penyediaan bantuan, bantuan, dan rekonstruksi yang memadai,” katanya.
Reuters dan Al Jazeera melaporkan pekan lalu bahwa Hamas sedang meninjau rancangan proposal gencatan senjata awal yang berlangsung sekitar enam minggu. Di mana 40 sandera Israel akan di tukar dengan 400 tahanan Palestina.
Tanggapan Hamdan muncul hanya beberapa jam setelah Presiden AS Joe Biden mengatakan potensi gencatan senjata “di tangan Hamas” saat ia menaiki Air Force One di bandara Hagerstown.
Biden mengatakan “Israel telah bekerja sama” dan gencatan senjata di perlukan.
“Kami membutuhkan gencatan senjata.” Katanya. Seraya menyebut kesepakatan yang ada di meja perundingan sebagai “tawaran rasional” dan mengatakan bahwa Israel telah menyetujuinya.
Berpacu dengan waktu
Pemerintahan Biden telah berpacu dengan waktu untuk mengamankan gencatan senjata sebelum Ramadhan. Yang di perkirakan akan di mulai pada 10 Maret. Karena khawatir setiap serangan militer agresif oleh Israel selama bulan suci Ramadhan hanya akan semakin mengobarkan ketegangan di seluruh wilayah.