Kolombia temukan cara baru untuk menang di semifinal Copa América. Kolombia dapatkan langkah baru untuk meraih kemenangan di semi-final Copa América yang mencekam
North Carolina — Keunikan team juara ialah kekuatan untuk memenangi laga dalam beragam langkah dan keadaan. Mendekati semi-final hari Rabu menantang Uruguay , Kolombia tampil dengan triknya sendiri di Copa América , cetak gol secara gampang, dan memenangi tiga dari 4 laga mereka, dengan salah satu kekurangan — bila Anda dapat mengatakan demikian — ialah hasil seimbang dengan Brasil.
Tetapi pada laga hari Rabu, Kolombia harus panggil seluruh pemain cadangannya. Los Cafeteros mainkan lebih dari setengah laga dengan 10 pemain susul kartu kuning ke-2 Daniel Munoz pada tambahan waktu set pertama. Tetapi, mereka sanggup manfaatkan kegemerlapan James Rodríguez , pertahanan yang kuat, dan ya, sedikit peruntungan untuk menang 1-0 , hingga melesat ke final Copa ke-3 dalam sejarahnya.
“Saya berpikir ini ialah tim yang kerahkan seluruh kekuatan, dan di luar keadaan laga, mereka betul-betul patut memperoleh ini dan kami benar-benar suka,” kata manager Kolombia Nestor Lorenzo, dengan kontribusi seorang penerjemah. “Kami benar-benar suka dapat bawa keceriaan untuk masyarakat Kolombia.”
Uruguay ialah team yang menyukai menggerakkan musuh — kadangkala secara harfiah — keluar zone nyaman mereka. Menekan di semua lapangan dalam usaha untuk capai kerusuhan optimal. Sesudah awalan yang lamban, La Celeste nampaknya lakukan hal yang masih sama, dengan Darwin Núñez 2x hampir cetak gol. Tetapi, gol Jefferson Lerma bawa Kolombia unggul saat sebelum turun minum. Tetapi, sikutan Munoz yang tidak di anjurkan ke dada. Manuel Ugarte — khususnya di zaman VAR — membuat mendapatkan peringatan ke-2 dan keuntungan pemain untuk Uruguay.
Kolombia temukan cara baru untuk menang di semifinal Copa América
“Salah satunya topik khusus yang kami ulas ialah jika kami tidak mau kekurangan satu pemain,” kata Lorenzo. “Nyaris tidak mungkin untuk menjaga perform dengan 10 pemain di atas lapangan. Team yang memimpin musuh mereka, saat mereka kekurangan satu pemain, tersisih dari kompetisi.”
Kolombia bisa di buktikan jadi pengecualian, dengan Lorenzo mengoptimalkan kursi cadangannya, dan teamnya melebihi apa yang mereka berpikir mungkin.
“Kami selalu bicara mengenai melipatgandakan usaha. Kadangkala 10 pemain bisa menyeimbangi usaha 12 pemain,” kata Lorenzo.
Untuk manager Uruguay Marcelo Bielsa, pengusiran itu adalah hadiah beracun yang paling hebat. Bukannya sanggup manfaatkan kekeliruan dan membuat kesempatan dalam peralihan. Uruguay di tempatkan pada prospect untuk coba merusak team Kolombia yang makin senang bertahan. Kerusuhan jadi bisa di prediksikan.